Mendiang Presiden Kennedy pernah mengatakan, "Apa yang kita alami sekarang adalah hasil dari pemikiran kita terdahulu dan apa yang kita capai sekarang adalah hasil dari rencana hidup kita terdahulu." Saya ingin menanggapinya dengan pernyataan berikut: cara kita mendidik anak saat ini adalah hasil dari bagaimana dulu kita dididik oleh orangtua kita. Cara pandang tentang anak kita hari ini adalah apa yang dulu pernah dipikirkan oleh orangtua kita tentang kita. Jadi, jika kita ingin masa depan anak sukses, mulailah meletakan cara berpikir dan mendidik yang tepat hari ini juga.
a. jangan khawatir apabila potret kita buruk di mata anak karena kita adalah produk kesalahan pendidikan masalalu
Apa pun hasilnya, sebaiknya kita terima dengan lapang hati. Justru dari sinilah kita bisa membuka dialog. Mengapa anak kita bisa memberi kesimpulan seperti itu? Kapan kejadiannya? Apa kejadian persisnya? Lalu, jelaskan apa maksud kita sesungguhnya. Coba temukan dan rundingkan bersama, mengapa anak bisa salah menangkap maksud kita? Minta pendapat anak cara yang tepat yang bisa dilakukan pada masa mendatang.
Kita harus bisa menerima masukan anak kita, apa pun hasilnya. Ya..., begitulah pandangan orang lain terhadap diri kita. Upaya penting yang perlu dilakukan adalah memaafkan diri sendiri bila hasilnya terlalu buruk karena saat ini sesungguhnya hasil pendidikan masa lalu dari orangtua kita. Dan, orangtua kita dulu juga hasil didikan dari orangtuanya, begitulah seterusnya. Sebagian besar cara mendidik yang kita lakukan adalah warisan alias turun-temurun.
b. Masalahnya adalah akankah kita pertahankan dan wariskan pada anak kita...?
Jika ternyata orangtua kita dulu mendidik dengan cara yang tidak baik, segera maafkanlah karena bisa jadi orangtua kita dulu dididik oleh orangtuanya jauh lebih buruk lagi. Bisa jadi, orangtua Anda tidak tahu bagaimana caranya harus mendidik anak-anak dengan baik. Masalahnya, saat itu jarang atau bahkan tidak ada sekolah, referensi, atau sumber informasi yang dibutuhkan agar menjadi orangtua yang baik. Belum lagi faktor ekonomi yang cukup sulit untuk menyekolahkan anak-anaknya kala itu.
Bersyukurlah jika kita saat ini sedang membaca buku ini. Ini pasti bukan suatu kebetulan karena memang tidak ada kejadian yang kebetulan di dunia ini. Semuanya sudah didesain oleh Yang Maha Pengasih. Mungkin Tuhan telah menunjuk Anda untuk memutus mata rantai cara mendidik yang keliru itu. Terimalah amanat ini karena kalau bukan kita siapa lagi, akankah tradisi mendidik yang buruk ini diturunkan pada anak dan generasi seterusnya...?
Jika Anda berani menerima amanat yang sungguh besar ini, sesungguhnya Anda adalah pahlawan bagi silsilah keluarga Anda, termasuk bagi bangsa ini. Sesungguhnya Tuhan begitu mencintai orang-orang yang hidupnya dipenuhi dengan rasa kasih dan penuh maaf, serta penerimaan yang tinggi.
Mari kita bersama-sama menjadi orang-orang yang dicintai Tuhan... dan anak-anak kita tentunya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar